Penyakit Kencing Manis atau Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.
Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Komplikasi kencing manis ditandai dengan gejala
• Infeksi yang sulit sembuh. Diabetesi biasanya lebih mudah terkena infeksi dan lebih susah sembuh. Misalnya, flu, radang paru-paru, atau luka di kaki. Seharusnya, kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh akan dilawan dan dibunuh oleh pertahanan tubuh, yaitu leukosit atau sel darah putih. Tapi, pada diabetesi, saat kadar gula darah tinggi lebih dari 200 mg/dl, kekuatan sel-sel darah putih untuk membunuh kuman menurun. Tak heran jika kuman yang masuk menjadi sulit dibinasakan dan akhirnya terus berkembang biak sehingga infeksi sulit sembuh.
• Koma hiperglikemik. Kadar gula darah yang sangat tinggi disebut hiperglikemik dan bisa menyebabkan koma pada diabetesi. Pada kondisi ini, seseorang bisa menjadi kritis dan tidak sadarkan diri, hidup tapi seperti mati, tapi organ-organ tubuhnya yang lain masih berfungsi dengan baik.
• Koma hipoglikemik. Yang ini cukup unik. Karena, pada koma hipoglikemik, yang terjadi justru kebalikan dari kondisi awal diabetes. Gula darahnya menjadi sangat rendah. Tapi, komplikasi ini terjadi sebagai dampak konsumsi obat-obatan penurun gula darah.
Selain komplikasi akut, ada juga komplikasi menahun atau kronis yang biasanya muncul setelah seseorang menderita diabetes selama 10-15 tahun. Tapi, pada penderita diabetes tipe 2, tak sedikit yang sudah menderita komplikasi kronis sejak awal didiagnosis. Hal ini karena sebenarnya ia sudah menderita diabetes cukup lama.
Yang termasuk ke dalam komplikasi kronis adalah:
• Masalah pada mata, yakni retinopati, katarak, dan glaukoma. Retinopati adalah kelainan yang mengenai pembuluh darah halus pada retina. Pada kondisi ini, fungsi retina terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Sedangkan pada katarak, cahaya tidak sampai pada retina sehingga orang tidak bisa melihat alias buta. Masalah ketiga, glaukoma, terjadi karena meningkatnya tekanan dalam bola mata. Gejalanya adalah rasa nyeri pada mata dan penglihatan berkurang. Kondisi ini juga berbahaya karena bisa menyebabkan kebutaan.
• Komplikasi pada ginjal. Di antara semua pasien cuci darah, mayoritas merupakan komplikasi akut diabetes. Pada diabetesi, kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan darah menjadi kental. Padahal, ginjal berfungsi membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolis tubuh. Jika darah kental, kumparan-kumparan pembuluh darah halus pada ginjal sulit memfilter darah sehingga zat-zat sisa metabolis itu tidak dapat dikeluarkan dengan baik. Akibatnya, zat-zat itu akan menumpuk dan meracuni tubuh.
Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Komplikasi kencing manis ditandai dengan gejala
• Infeksi yang sulit sembuh. Diabetesi biasanya lebih mudah terkena infeksi dan lebih susah sembuh. Misalnya, flu, radang paru-paru, atau luka di kaki. Seharusnya, kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh akan dilawan dan dibunuh oleh pertahanan tubuh, yaitu leukosit atau sel darah putih. Tapi, pada diabetesi, saat kadar gula darah tinggi lebih dari 200 mg/dl, kekuatan sel-sel darah putih untuk membunuh kuman menurun. Tak heran jika kuman yang masuk menjadi sulit dibinasakan dan akhirnya terus berkembang biak sehingga infeksi sulit sembuh.
• Koma hiperglikemik. Kadar gula darah yang sangat tinggi disebut hiperglikemik dan bisa menyebabkan koma pada diabetesi. Pada kondisi ini, seseorang bisa menjadi kritis dan tidak sadarkan diri, hidup tapi seperti mati, tapi organ-organ tubuhnya yang lain masih berfungsi dengan baik.
• Koma hipoglikemik. Yang ini cukup unik. Karena, pada koma hipoglikemik, yang terjadi justru kebalikan dari kondisi awal diabetes. Gula darahnya menjadi sangat rendah. Tapi, komplikasi ini terjadi sebagai dampak konsumsi obat-obatan penurun gula darah.
Selain komplikasi akut, ada juga komplikasi menahun atau kronis yang biasanya muncul setelah seseorang menderita diabetes selama 10-15 tahun. Tapi, pada penderita diabetes tipe 2, tak sedikit yang sudah menderita komplikasi kronis sejak awal didiagnosis. Hal ini karena sebenarnya ia sudah menderita diabetes cukup lama.
Yang termasuk ke dalam komplikasi kronis adalah:
• Masalah pada mata, yakni retinopati, katarak, dan glaukoma. Retinopati adalah kelainan yang mengenai pembuluh darah halus pada retina. Pada kondisi ini, fungsi retina terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Sedangkan pada katarak, cahaya tidak sampai pada retina sehingga orang tidak bisa melihat alias buta. Masalah ketiga, glaukoma, terjadi karena meningkatnya tekanan dalam bola mata. Gejalanya adalah rasa nyeri pada mata dan penglihatan berkurang. Kondisi ini juga berbahaya karena bisa menyebabkan kebutaan.
• Komplikasi pada ginjal. Di antara semua pasien cuci darah, mayoritas merupakan komplikasi akut diabetes. Pada diabetesi, kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan darah menjadi kental. Padahal, ginjal berfungsi membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolis tubuh. Jika darah kental, kumparan-kumparan pembuluh darah halus pada ginjal sulit memfilter darah sehingga zat-zat sisa metabolis itu tidak dapat dikeluarkan dengan baik. Akibatnya, zat-zat itu akan menumpuk dan meracuni tubuh.